-->

Tips Sukses Mengatur Keuangan Keluarga


Alhamdulillah. Kita sudah memasuki tahun 2018 semoga ditahun ini segala sesuatu yang ada pada diri kita mengalami peningkatan. Bukan dosa, utang dan beban hidup tapi segala hal positif yang kita miliki. Kalau misalnya ditahun kemarin dosa yang kita cetak lima biji setiap hari ditahun ini tinggal sebiji saja atau tidak ada sama sekali karena sudah rutin mengerjakan sholat lima waktu.

Sahabat Dakoan.com yang saya hormati. Baru-baru ini saya nyasar kesebuah website yang membahas keungan. Maklum akhir-akhir ini jari-jemari saya gatel mengetikkan kata kunci "uang" di beranda Si Mbah (google), bukan karena banyak uang tapi karena memang mengalami kesulitan keungan.

Saya menikah diawal tahun dua ribu enam belas, waktu itu baru lulus kuliah jadi belum sempat mencari pekerjaan yang sesuai. Suami juga begitu, meskipun ia bekerja dan merupakan pimpinan pada sebuah organisasi nonprofit di daerah kami tapi penghasilannya tidak jelas dan belum bisa diandalkan untuk menghidupi keluarga. Entah apa yang membuat kami berani mengambil sebuah keputusan besar. Dengan hanya modal nekat dan cinta kami menikah. 

Diawal pernikahan masalah keungan tidak begitu terasa namun ketika buah cinta dan kenekatan kami lahir, uang jadi persoalan utama. Kami harus berfikir sepuluh kali lebih keras mencari sumber-sumber penghsilan baru untuk biaya perawatan Si Kecil. Puncaknya ditahun ini Si Kecil sudah berusia setahun lebih ia sudah pandai bermain dan kalian tahu permainan berkualitas untuk tumbuh kembang anak itu harganya selangit.

Maaf...! Kita sedang membahas Tips sukses mengatur keuangan keluarga bukannya curhat

Baik mari kembali ketopik.

Disitus web keuangan tersebut di paparkan bahwa mencatat keuangan kelurga sangat penting, setidaknya ada empat manfaat yang bisa didapatkan. Diantaranya ;
  1. Tahu kebocoran-kebocoran keuangan
  2. Bisa mengerem pengeluaran
  3. Lebih bijak dalam berbelanja
  4. Lebih mudah menjalankan perencanaan finansial
Namun yang paling menarik dari situs tersebut adalah pembagian tiga pos anggaran keluarga dengan perbandingan 50:30:20.

Pos anggaran 50% dari pendapatan keluarga digunakan untuk kebutuhan pengeluaran wajib dan fleksibel. Contoh pengeluaran wajib misalnya cicilan rumah, cicilan kendaraan, pajak, zakat, bayar listrik dan air. Sedangkan pengeluaran fleksibel adalah pengeluaran yang bisa dinegosiasikan seperti biaya internet, pulsa, sedekah, tagihan kartu kredit, makan minum dan pakaian.

Pos anggaran 30% digunakan untuk tabungan dan infestasi.. Ini yang paling penting karena anggaran ini yang digunakan jika sewaktu-waktu ada kebutuhan mendesak yang tak terduga. Anggaran ini pula yang akan kita gunakan untuk mewujudkan impian keluarga seperti pendidikan anak, naik haji, beli rumah baru, tanah dan sebaginya.

Terakhir, 20% dari pendapatan keluarga digunakan untuk biaya rekreasi dan hiburan. Jika diperlukan pos anggaran ini bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan untuk memenuhi kebutuhan pada pos anggaran lainnya. Karena pos anggaran ini hanya digunakan untuk pengeluaran yang sifatnya hura-hura dan tidak begitu penting.

Jika konsisten dan disiplin menerapkan tips ini insya Allah impian-impian kelurga akan tercapai.
LihatTutupKomentar